CINTAKU BUKAN UNTUK SATELITE
Sering Aku berharap bisa menjadi Superman secara tiba-tiba yang bisa bantu para wanita ditengah gangguan para preman, atau Aku mempunyai jam tangan PowerRanger dan punya kostum yang entah terbuat dari apa dan gak pernah hancur atau dicuci sekalipun selama-lamanya.
Kalo kamu tau film Tokyo, disana ada cewek yang tiba-tiba berubah jadi kursi, nah kadang-kadang Aku suka mikir kaya gitu. Ngebayangin gimana kalo Aku tiba-tiba berubah menjadi Galon. Kayanya lumayan indah deh. Bisa buat tempat air, pelampung, alat musik, tempat inspirasi, dijual, nenggeul preman atau mungkin didudukin. Aku pernah menyesal karena menjelma menjadi Gerandong dalam cerita sinetron. Kenapa ga Pak Lampir aja?? Biar perannya mungkin rada jelas mendampingi Mak Lampir kesana kemari. Rada gaya dikit lah, biar keliatan lakunya gitu. Atau kalo di film Crows Zero mah jadi darah, yang selalu ada di setiap adegan serunya. Jadi memang ceritanya membingungkan. Aku hidup di darat sedangkan Patrick di laut. Tapi rasanya sama, ketika Patrick butuh banyak piala sebagai penghargaan sedangkan Aku butuh penghargaan sebagai piala. Iya emang beda dikit, Cuma dibalik aja biar beda.
Aku mikir kaya gini karena dalam perjalanan ditahun ini Aku ngerasa selalu jadi manusia yang serba salah. Diam pun Aku salah karena gaya rambutku. Iya gaya rambut yang kusut, tapi pernah menjadi daya tarik untuk para wanita dan itu dulu sebelum aku mengirim surat kepada Doraemon untuk membuat cerita lain dalam mimpiku. Aku selalu berjanji sama diri sendiri untuk bisa menjadi manusia yang penuh dengan pesona. Eh, penuh dengan segala kebergunaan. Aku ingin menjadi manusia yang dibutuhkan, bukan membutuhkan. Kaya lagu My Batik. Itu selalu diucap di hati biar tetep memotivasi hidup kata Mario Teguh.
Jadi ceritanya gini. Pada suatu hari, suatu jam, suatu menit dan suatu detik Aku update status Facebook dan nggak ada yang comment atau ngelike satupun. Terus Aku diskusi sama si Ojan tentang masalah percintaan dan kasih sayang lawan jenis yang kadang dilakukan dengan cara yang tidak masuk akal untuk merasakan kisah dinamis dalam hubungannya. Terus si Ojan malah menjawab jadikanlah P sebagai proses kreatif dan M sebagai.. sebagai.. sebagai.. (poho deui) gitu deh pokonya. Jadikan Aku bingung sendiri, sebenernya si Ojan ini tumila dibalik kasur atau merpati diatas pager??. Nah terus aku berpikir bagaimana kisah dunia kalo seandainya satelit Aku hancurkan dengan bom es mini atau minimal aku hamcurkan sistemnya dengan menghapus operating sistem yang ada entah dimana induknya atau Aku matikan listrik diseluruh dunia tanpa Aku tahu caranya atau membuat rudal yang rasanya sangat mengawang-ngawang karena ngomean mouse aja butuh waktu seperempat jam. (Dan ini belum masuk inti cerita). Terus disuatu malam, Aku, Salman dan Ojan berdiskusi tentang bagaimana kita menghancurkan satelit. Pada malam itu Aku membuat sebuah simulasi bagaimana impianku untuk menghancurkan satelite bisa tercapai. Yang pertama Aku menjadi dalang dalam misi ajaib ini. Aku seorang mahasiswa jurusan humas dipercaya dan terlebih dahulu mempercayakan diri kepada diri sendiri. Kemudian Salman yang jurusan ilmu hukum siap membantu dalam perjalanan masalah birokrasi menghadapi dunia. Dunia men!! Bayangin!! Birokrasinya kelas dunia lagi bukan kampus atau fakultas. Terus Si Ojan yang kebetulan mahasiswa Pendidikan Agama Insya Alloh eh Islam, Aku percayakan Dia sebagai pengiring doa tujuh menit sebelum penghancuran satelite. Dan orang-orang tambahan seperti Hamdan sebagai juru bicara luar negri karena jurusan PBI, Norman muamalah sebagai pengumpul dana terus Galah Denawa orang penting ke dua setelah Aku, karena jurusan sosiologi dia dipercaya sebagai sosialisator kepada masyarakat dunia via pamfleet karena internet sistemnya akan mati sementara.
Setelah pemetaan simulasi selesai kita konsep, simulasi selanjutnya yaitu penghancuran siap dilaksanakan. Oiya satu lagi, si Aad sebagai juru penyiaran kepada dunia juga udah siap dengan statiun tv “A2D”nya. Oke lanjut. Beberapa batang orek api dijajarkan sebagai para ahli dan satu buah kertas yang telah dilipat sebagai satelite Salman pegang di tangan kirinya sambil diangkat ke atas. Simulasi telah siap. Dalam ceritanya Aku mengumpulkan para ahli dari berbagai bidang yang dibutuhkan. Kemudian kita rapat dan singkatnya kita memutuskan untuk meluncurkan rudal batur walaupun butuh tenaga ahli dibidang bahasa arab. Tapi Salman menyiasatinya dengan kita menggunakan bahasa inggris dan menggunakan jubir Hamdan. Akhirnya nego selesai dan berhasil berkat doa Ojan. Kemudian rudal siap diluncurkan setelah birokrasi selesai rapi, pamflet yang di tempel Galah ke seluruh dunia selesai dalam tiga hari dua jam dan Ojan sudah menyiapkan berbagai doa bersama santri-santri seluruh pesantrennya sebelum peluncuran.
Tiga, dua, satuu… ngeeeeeeenngg rudal meluncuuuuurr eng ing eeeeenngg.. dan.. dor. Satelite pun hancur dengan dijatuhkannya kertas yang dilipat ditangan kiri Salman. Dan akhirnya Aku berhasil membuat manusia yang kecanduan internet dan lain-lain berhenti.
Setelah itu. Aku menjalankan proyek besar dan tentunya tetap bersama para ahli. Dan proyeknya yaitu kantor pos. Dan manusia diseluruh dunia kembali menggunakan surat sebagai alat berkomunikasi untuk mengembalikan jiwa kreatif menulisnya.
Nah, inti ceritanya Aku selalu ngerasa kalo Aku ngelamun terlalu tinggi. Dari Superman sampe menghancurkan Satelite. Padahal kalo udah berkhayal jadi Superman mah tinggal gegel aja satelit sambil ngapung. Kan beres misi menghancurkan satelite dengan digegel doang juga.
penulis disamarkan
