Surat Cantik Si Cupluk
Dear Hamdi Here
“hey Hamdan treuk pasir..
Aku mau mengungkap hati sama kamu masalah Galon, Dispenser dan Banjir. Aku pikir semuanya palsu karena kau pernah memahat sejarah bab pertama padaku dengan judul Bersilat Lidah. sesungguhnya Tuhan tau pikiran kamu. tapi Aku merasa lebih tau dari Tuhan. Makanya Aku berkicau di tempat penangkaran itu bahwa ucapan kamu hasil editan kaya poto abege yang biasa kamu oprek dengan Photoshop CS.3 lalu kamu pamerin sama Aku dan Facebook.
Intinya Aku merasa diberi nilai uas E sama dosen. Tapi Aku enggan meminta remedial. Aku hanya ingin mengakui aja.
terima kasih.
Dear Ojan
“Aku lagi benci sama kamu, Ojan. Pukul 13.32 kamu menghampiri dengan muka lusuh bangun tidur dan berkata “maneh madesu kitu”. Aku campakan kamu karena risih mellihat dahdir di pipimu. Kemudian hening dan kamu duduk disebelahku. Tak lama kamu bangkit dari singgasana sementara dan kakiku yang selonjoran agak tertindih. Aku tau kamu sengaja dan…… “Brooott” manusia tanpa pesona sepertimu kentut di lututku. Sungguh menyebalkan. Aku harap kamu ngga busiat.
terima kasih
Dear Kakaks Alonso
“Kakak, kamu membagi kamarku, meminjam bantalku dan separuh angin disekitarku. Aku telah mengikhlaskannya sejak ada akad. Tapi kamu selau bertanya “bae tong?” kaya orang thailand. coba kata lain dong kak. Kakak aja nyuruh Aku terjemahin minyak tanah waktu beres-beres kostan baru. Lagi pula santey aja kak. Kalo ga gitu sama siapa lagi Aku akan berbagi cibiran.
terima kasih
Dear Koboy Seksi
“Jutaan kali menggerutu kenapa panggilan kamu harus koboi?. Padahal kuda ngga sama kamu Boi. Kamu pasti tijalikeuh kalo menungganginya. Tapi kini tak Aku masalahkan. Karena kita pernah membuang sampah. Setiap malam bersama maya.
Jangan dibuat berita yah.
Kini jaringan terpisah kemiskinan Boi. Yang jelas Aku ingin mengakui kalo Kamu kaya ukulele merah marun. Yang Aku gonjreng setiap hari dengan lagu armada.
terima kasih
Dear Januardi
“aku ga ngerti sama kamu. Januardi Muhammad Lala kamu bilang itu nama asli kamu. aku galau ketika kamu ke wc dan menumpahkan air dari bak bersama gayung. tapi bahagia ketika kamu bilang “tara fokus” sama aku. ini seperti kisah semut yang bersalaman di tembok tanpa suara.”
