The Collector menuju The Collection

Film horror slasher The Collector ditulis oleh Patrick Melton and Marcus Dunstan yang juga penulis film horror yang banyak ditonton orang yakni SAW IV, SAW V, dan SAW VI. Film The Collector punya ciri khas seperti film horror pada umumnya selalu membuat adegan yang mencekam dan menyuguhkan efek kejut yang tak pernah diduga oleh penonton.




Ceritanya berawal di suatu rumah yang dihuni oleh sepasang suami istri yang sudah terlihat tua renta yang baru pulang ke rumah pada malam hari. Larry sebutan bapak itu, ia berjalan menujusebuah ruang kemudian melihat amplop-amplop surat, dan (mungkin) akan membacannya tapi dia merasa aneh dengan lampu rumahnya yang mati setelah berkali-kali memencet saklar lampunya. Tiba-tiba Istrinya berteriak memanggilnya dari lantai atas rumah mereka, istrinya menunjuk sebuah kotak berwarna merah berukuran lumayan besar. Larryberfirasat kalo kotak itu itu tak sengaja ditinggalkan oleh pekerja. Di atas kotak tersebut terdapat tulisan  “FOR THE COLLECTION” atau bahasa Indonesianya “Untuk Koleksi”. Tiba-tiba kotak itu bergerak kemudian Larry pun terkejut, kemudian memberanikan untuk membuka kotak tersebut. Istrinya melarang untuk membuka kotak tersebut, tapi penasaran mengalahkan larangan istrinya, Larry pun membukanya. Dan.. ketika kotak ini dibuka seseorang membekam mulutnya dari belakang, tapi bukan istrinya, bukan juga petugas ronda. Lalu siapa? kurang tahu juga ya, karna si pembekam itu menggunakan pakaian serba hitam. Setelah ditelusuri, kotak merah itu adalah umpan untuk melancarkan aksi misterius dari si pembekam tadi.

Cerita berlanjut di sebuah rumah yang baru dibangun oleh sebuah keluarga yang terdiri dari Michael (Michael Reilly Burke), istrinya Victoria (Andrea Roth), anak abege-nya Jill (Madeline Zima), dan anak bungsunya Hannah (Karley Scott Collins). Mereka tinggal dengan para pekerja yang sedang memperbaiki rumah mereka , diantaranya Arkin (Josh Stewart). Arkin dan istrinya punya hubungan yang sedang tidak harmonis, karena istrinya sedang terlilit hutang dengan rentenir. Arkin bekerja untuk mendapatkan uang lebih banyak,  untuk membantu meringankan hutang istrinya, yang harus dibayar paling telat tengah malam itu juga. Arkin berjanji bawah dia akan, mendapatkan uang itu juga tengah malam nanti. Malam itu juga Arkin bertemu dengan Roy seorang bos besar untuk berbisnis pencurian, Arkin mengatakan bawah dia sedang menjadi pekerja, di suatu rumah yang sekarang ditinggalkan penghuninya, dalam rumah itu terdapat permata bernilai.

Arkin yang hanya sendirian mulai melakukan aksinya dengan memakai setelan serba hitam lengkap dengan kuplukberwarna hitam yang menutupi wajah, layaknya seorang pencuri panci dimalam hari. Arkin mengendap-ngendap memasuki rumah majikannya itu. Kupluknya sedikit sobek karena di halaman rumah, ia dikagetkan oleh cengkraman anjing penjaga. Tanpa suara ia naik ke lantai dua dan mulai mengakali, agar barang berharga yang tersimpan, di balik cermin besar itu cepat ia dapatkan. Tetapi tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dan ternyata di rumah tersebut sudah ada Pria Bertopeng lain sebut saja dia Mawar, eh- bukan, tapi The Collector, seorang pembunuh physichopat yang memakai topengkulit bertali sepatu hitam dan berpakain serba hitam. Alhasil Arkin yang pada awalnya, berniat ingin mencuri terpaksa harus menyelamatkan, pemilik rumah itu yang ternyata batal pergi dan sedang ditawan di ruang bawah tanah dengan kondisi tersiksa. Ternyata rumah tersebut telah disetting oleh si The Collector ini, sebuah perangkap mematikan seperti ranjau atau jebakan-jebakan, cairan kimia dilantai yang dapat melepuhkan kulit, paku-paku di tangga, benang yang jika tersentuh maka akan terhubung dengan sebilah pisau tajam yang siap menancap atau memotongbagian tubuh hingga mati, lampu yang siap jatuh bermatakan pisau, dan lain-lain di setiap sudut rumah sehingga siapapun yang ada di dalam rumah itu harus berhati-hati termasuk Arkin,dalam melakukan gerakan dan sangat sulit rasanya untuk keluar meskipun dari jendela karena terdapat perangkap, sekali lewat maka nyawanya melayang.

Di akhir cerita, dari seluruh orang dirumah itu, Arkin berhasil menyelamatkan dan membawa keluar, Hannah dari rumah penuh jebakan itu. Tapi si The Collector masih juga mengincar Arkin.

Arkin berusaha menyetop mobil polisi, tapi karena mobil polisi itu sedang dalam posisi gaspoll, Arkin pun tertabrak. Saat terbaring di tengah jalan, mata kabur Arkin melihat sosok The Collector, dengan memegang pisau ditangan kanannya yang seakan bersiap akan membunuh Hannah. Namun ternyata itu adalah polisi yang dengan sigap merangkul Hannah,  dari belakang yang kemudian dibawa masuk ke mobil polisi.

Arkin yang terbaring lemas, kemudian diangkut oleh petugas ke mobil ambulance, saat  di ambulance Arkin bertanya pada petugas yang mendampinginya “jam berapa sekarang?” petugas itu pun menjawab “hampir menjelang tengah malam”. Arkin kemudian berkata “Aku berhasil” petugas itupun tak mengerti apa maksud Arkin berkata seperti itu, dengan sedikit memaksa, Arkin meminta petugas itu untuk menghubungi istrinya, belum sempat Arkin menyebutkan nomor telepon istrinya, ambulance itu seperti menghantam benda keras. Mobil pun terguling beberapa kali, kemudian pintu ambulance terbuka, tenyata si The Collector tadi masih belum puas, di bantingnya Arkin dari dalam ambulance, sehingga Arkin terhempas keluar. Tanah berlumpur yang becek bukan karena ga ada ojek tapi karena hujan itu, adalah tempat mereka berdua berkelut, sampai akhirnya Arkin tak berdaya dan lemas, setelah mendapatkan pukulan tepat di mukanya. Kemudian pria bertopeng ini memasukkan Arkin ke dalam kotak merah di kap belakang mobil yang dikendarai oleh si The Collector ini, dan mobil berwarna putih itu pun melaju, ditengah turunnya hujan dan sepinya jalan malam itu.

Bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Apakah ada “Pembalasan” dari si The Collector pada  Arkin, karena telah mengacaukan aksinya dimalam itu. Lanjutan film The Collection akan segera tayang di bioskop pada bulan November 2012 mendatang. [Dody Rusli]

Diberdayakan oleh Blogger.